Cegah Penyakit Kardiovaskular, Remaja 15 Tahun Diimbau Lakukan Deteksi Dini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengimbau kepada remaja berusia 15 tahun ke atas agar terbiasa melakukan deteksi dini penyakit kardiovaskular .
Upaya tersebut akan dibawa ke sekolah-sekolah untuk mencegah penyakit kardiovaskular semakin merebak di kalangan anak muda.
Kepala Sub Direktorat (Tim Kerja) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan , dr. Theresia Sandra Diah Ratih MHA, menjelaskan, nantinya di sekolah-sekolah murid akan diajarkan cara memakai tensi digital sebagai edukasi deteksi dini 3 penyakit yaitu obesitas, hipertensi, dan diabetes.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Melandai, Epidemiolog Sarankan Vaksin Booster Harus Tetap Diterima
"Deteksi dini penyakit kardiovaskular sudah harus dilakukan sejak remaja, program kami menargetkan usia 15 tahun ke atas. Nantinya, deteksi dini bisa dilakukan di sekolah," tutur dr. Sandra di webinar Berdamai dengan Gagal Jantung, Selasa (31/5/2022).
Guna mendeteksi 3 penyakit utama yaitu hipertensi, diabetes, dan obesitas, pengukuran deteksi dini yang dilakukan antara lain pengecekan tensi darah, tinggi badan dan berat badan, serta kadar gula dalam darah.
Ini menjadi penting karena akan menentukan bagaimana kualitas kesehatan si anak tersebut. Menurut dr. Sandra, semakin cepat ditemukan masalah, semakin tinggi keberhasilan untuk sembuh totalnya.
"Sayangnya, di masyarakat kita itu takut untuk tahu penyakit karena dianggap akan cepat meninggal. Padahal, dengan tahu lebih awal penyakit, intervensi yang dilakukan akan lebih optimal dan potensi sembuh total jauh lebih tinggi," paparnya.
Deteksi dini ini pun, lanjut dr. Sandra, akan digalakkan juga di perusahaan. Kemenkes terus mengimbau kepada setiap perusahaan untuk sedikitnya setahun sekali melakukan deteksi dini secara gratis ke karyawannya.
"Itu dilakukan bukan hanya bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap karyawan, tapi juga membantu masyarakat lebih aware terhadap deteksi dini yang masih belum jadi kebiasaan," kata dia.
Baca juga: Usai Raup Cuan Fantastis, Top Gun: Maverick Pecahkan Rekor Film Hari Pahlawan AS
"Deteksi dini sederhana seperti ukur tensi, cari tahu kadar gula dalam darah, mengukur tinggi badan dan berat badan, ini gratis dan bisa dilakukan di Puskesmas ataupun Posbindu Lansia ataupun Posbindu Remaja. Tapi, kalau EKG hingga kadar lipid, gratis hanya pada seseorang yang tercover BPJS Kesehatan," pungkasnya.
Lihat Juga: Mitos atau Fakta, Olahraga Lari Bisa Picu Serangan Jantung bagi Orang dengan Riwayat Penyakit Kardiovaskular
Upaya tersebut akan dibawa ke sekolah-sekolah untuk mencegah penyakit kardiovaskular semakin merebak di kalangan anak muda.
Kepala Sub Direktorat (Tim Kerja) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan , dr. Theresia Sandra Diah Ratih MHA, menjelaskan, nantinya di sekolah-sekolah murid akan diajarkan cara memakai tensi digital sebagai edukasi deteksi dini 3 penyakit yaitu obesitas, hipertensi, dan diabetes.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Melandai, Epidemiolog Sarankan Vaksin Booster Harus Tetap Diterima
"Deteksi dini penyakit kardiovaskular sudah harus dilakukan sejak remaja, program kami menargetkan usia 15 tahun ke atas. Nantinya, deteksi dini bisa dilakukan di sekolah," tutur dr. Sandra di webinar Berdamai dengan Gagal Jantung, Selasa (31/5/2022).
Guna mendeteksi 3 penyakit utama yaitu hipertensi, diabetes, dan obesitas, pengukuran deteksi dini yang dilakukan antara lain pengecekan tensi darah, tinggi badan dan berat badan, serta kadar gula dalam darah.
Ini menjadi penting karena akan menentukan bagaimana kualitas kesehatan si anak tersebut. Menurut dr. Sandra, semakin cepat ditemukan masalah, semakin tinggi keberhasilan untuk sembuh totalnya.
"Sayangnya, di masyarakat kita itu takut untuk tahu penyakit karena dianggap akan cepat meninggal. Padahal, dengan tahu lebih awal penyakit, intervensi yang dilakukan akan lebih optimal dan potensi sembuh total jauh lebih tinggi," paparnya.
Deteksi dini ini pun, lanjut dr. Sandra, akan digalakkan juga di perusahaan. Kemenkes terus mengimbau kepada setiap perusahaan untuk sedikitnya setahun sekali melakukan deteksi dini secara gratis ke karyawannya.
"Itu dilakukan bukan hanya bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap karyawan, tapi juga membantu masyarakat lebih aware terhadap deteksi dini yang masih belum jadi kebiasaan," kata dia.
Baca juga: Usai Raup Cuan Fantastis, Top Gun: Maverick Pecahkan Rekor Film Hari Pahlawan AS
"Deteksi dini sederhana seperti ukur tensi, cari tahu kadar gula dalam darah, mengukur tinggi badan dan berat badan, ini gratis dan bisa dilakukan di Puskesmas ataupun Posbindu Lansia ataupun Posbindu Remaja. Tapi, kalau EKG hingga kadar lipid, gratis hanya pada seseorang yang tercover BPJS Kesehatan," pungkasnya.
Lihat Juga: Mitos atau Fakta, Olahraga Lari Bisa Picu Serangan Jantung bagi Orang dengan Riwayat Penyakit Kardiovaskular
(nug)